Senin, 21 Januari 2013

Kisah sukses Kiki Barki dan Peter Sondakh

Kiki Barki : Meningkatkan Kekayaan di Bursa Saham

Nama baru yang menikmati keuntungan dari hasil tambang batu bara adalah Kiki Barki. Pendatang baru di deretan orang terkaya Indonesia ini mengendalikan perusahaannya melalui PT Harum Energy Tbk.
Kiki yang kini berusia 71 tahun mengoleksi kekayaan senilai US$1,7 miliar, dan menduduki peringkat ke-11. Melalui bisnisnya di industri tambang batu bara, Kiki sukses membawa Harum Energy mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada awal Oktober 2010.
Saat penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas 500 juta saham pada harga Rp5.200 per unit, perseroan mampu meraup dana segar Rp1,04 triliun. Harum Energy yang merupakan perusahaan grup Tanito Coal itu kini masuk salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia.PT Tanito Harum ("Tanito Harum") anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Coal Group di Indonesia Tanito, memegang kontrak pemerintah yang dikeluarkan untuk pertambangan batubara di wilayah yang mencahup Blok Kutai includingKutai-Barat dan Kutai Ephindo dan merupakan anggota konsorsium Kutai Barat PSC . 
Salah satu perusahaan pertambangan batubara swasta di indonesia, Tanito Harum telah beroperasi di KutaiBasinfor lebih dari 20 tahun. Selama waktu ini, Tanito Harum telah membangunpertambangan yang signifikan dan infrastruktur civilengineering dalam wilayah yang dicakup oleh pembangunan Kutai Barat termasuk extensiveroadway PSC di seluruharea. Rencana Perseroan adalah untuk memanfaatkan sebanyak mungkininfrastruktur theexisting, yang akan menghemat Manajemen berkeyakinanperusahaan significantearly biaya eksplorasi panggung dan mendukung eksplorasijalur cepat dan pengembangan the Kutai-Barat PSC. Selain itu, Tanito telah berhasil menyelesaikan relations program masyarakat formal yang meliputi eksplorasi danpengembangan di Kutai Barat coalbed methane PSC. Tanito Coal Group mengontrol sejumlah konsesi batubara mengandung coalreserves permukaan minable termasukpengoperasian dua tambang di Kalimantan Timur, PT Tanito Harum dan PTMahakamSumber Jaya, dan tambang ketiga, PT Santan Batubara dijadwalkan untuk memulai produksi in2009. Tahun 2008 penjualan dari 7 lokasi tamabng menjadikan Tanito Coal salah satu eksportir terbesar batubara termal, bituminus producersand di Indonesia.
Saat ini, Barki masih terus mencoba untuk mempertahankan kepemilikan mayoritas dari perusahaan yang saat ini telah dijalankan oleh putranya sendiri yaitu Lawrence Barki yang menjadi seorang presiden komisaris di perusahaan Harum Energy. Mempertahankan kepemilikan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara karena salah satunya ialah dengan menjadikan mayoritas saham perusahaan menjadi milik sendiri. Selain di wilayah Indonesia, Barki juga telah sukses mencatatkan perusahaannya di bursa saham negera lain. Selain itu, beberapa saham yang juga dimiliki oleh Barki ialah saham di Cockatoo Coal yang berasal dari Australia.
 
 

Peter Sondakh : Kisah Sukses Bos Rajawali Group


Peter Sondakh lahir pada tahun 1953. Ayahnya memulai bisnis memproduksi minyak kelapa dan mengekspor kayu pada tahun 1954. Karena kematian mendadak ayahnya, Sondakh yang baru berumur dua puluh dua kemudian, menjadi pencari nafkah untuk keluarganya dari seorang ibu dan empat saudara perempuan. Dia mengambil alih bisnis ayahnya di mana sebagian besar karyawan telah seusia ayahnya. Dia bahkan mengingat impian ayahnya untuk membuka sebuah hotel.

Gedung Rajawali Peter Sondakh di Empire
Setelah kehilangan banyak uang dari transaksi properti, Sondakh menyadari bahwa sudah waktunya untuk memulai cara yang lebih diandalkan dari pendapatan. Dia memperluas bisnis ayahnya dan pada tahun 1984, perusahaan Rajawali Corporation mengggandeng Bambang Trihatmodjo, putra presiden Indonesia dan diktator, Soeharto, adalah mitra bisnis pertamanya. Bersama-sama, mereka membangun Grand Hyatt di Jakarta dan kemudian, jaringan televisi swasta pertama di Indonesia Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI).

Bisnis Lainnya Penawaran oleh Sondakh ini Rajawali Grup
Sementara itu, Sondakh telah mendirikan beberapa cabang bisnisnya. Pada tahun 1991, pemerintah Indonesia menawarkan dia bisnis tenggelamnya rokok - PT Bentoel Group. Pada tahun 1999, perusahaan kembali sudah menunjukkan keuntungan. Sebuah potensi Pariwisata Indonesia, Sondakh telah didirikan Lombok Tourism Development Corporation. Tapi sampai saat ini, saham yang paling berharga adalah PT Semen Gresik.
Grup Rajawali merupakan mitra dalam pembangunan kelompok Hyatt hotel dan Novotel Sheraton. Pada tahun 2009, mereka mengakuisisi Surfers Paradise Resort Hotel Pty, Limited, operator yang berbasis di Australia dari lima hotel berbintang dan resor dan baru-baru ini membangun mewah St Regis Resort di Bali.
Krismon sempat menenggelamkan nama Peter Sondakh dan Grup Rajawali-nya. Namun, lewat serangkaian aksi jual-beli perusahaan dan fokus pada tiga bidang (properti, pertambangan dan perkebunan), Sang Rajawali siap terbang tinggi menjadi global player yang disegani.
Seperti burung Rajawali, Peter Sondakh kelihatan tak pernah lelah mengepakkan sayap usahanya. Mata dan penciumannya setajam Rajawali, mampu mengendus peluang bisnis yang layak ditubruk. Tak heran, gebrakannya lewat perusahaan holding yang didirikannya, PT Rajawali Corporation (RC), belakangan kerap mengejutkan.
Tak seperti pebisnis lokal lain yang lebih suka membangun bisnis dari awal, Peter dikenal sebagai sosok pebisnis yang rajin jual-beli perusahaan. Karenanya, ada orang yang lebih suka menyebutnya sebagai investor ketimbang pebisnis.

Tak mudah mengungkap sosok Peter ataupun kiprahnya. Bahkan, RC sendiri sebagai holding company tak memiliki website resmi yang bisa menjelaskan profilnya. Kendati begitu, publik bisnis sudah mengenal putra sulung B.J. Sondakh ini sebagai pemilik berbagai usaha di Tanah Air. Mulai dari bisnis perhotelan, rokok, gedung perkantoran, telekomunikasi dan media, ritel, farmasi, pariwisata, hingga transportasi. Tak heran, tahun 2006, menurut Forbes, ia merupakan orang terkaya nomor 12 di Indonesia. Lalu di tahun 2007 peringkatnya naik menjadi nomor 9 terkaya, dan tahun 2008 sebagai orang terkaya nomor 6 di Tanah Air. Media tersebut mengungkapkan kekayaan pria asal Manado kelahiran Surabaya 58 tahun lalu ini mencapai US$ 1,45 miliar.
Tak jelas benar kapan Peter pertama kali terjun ke dunia usaha. Namun, ia tercatat sebagai pemegang saham PT Bumi Modern sejak 1976. Kala itu, Peter berusia 24 tahun.

Cikal bakal Grup Rajawali dimulai ketika mantan mahasiswa jarak jauh Universitas La Salle bidang commercial finance ini membesarkan PT Rajawali Wira Bhakti Utama. Perusahaan ini ia miliki sepenuhnya pada akhir 1993. Melalui perusahaan inilah ia menjadi pionir di dunia televisi swasta dan mampu membangun stasiun televisi RCTI, bersama Bambang Trihatmodjo, meskipun saat ini RCTI tidak lagi di tangan Grup Rajawali.Menurut Pusat Data Business Indonesia (PDBI), periode 1976-1996 Rajawali memiliki lima sektor usaha, yaitu: pariwisata, transportasi, keuangan, perdagangan, dan jasa telekomunikasi. Tak tanggung-tanggung di sektor pariwisata ia memiliki 16 perusahaan perhotelan (mengembangkan jaringan hotel bintang empat dan lima) dan kawasan wisata. Di sektor transportasi punya tiga perusahaan transportasi, yakni: Taxi Express, Rajawali Air Transport (chartered flight), dan pelayaran feri dengan rute Batam-Singapura (baru-baru ini sudah dijual Red.). Di sektor keuangan, Rajawali memiliki 7 anak usaha, antara lain PT Jardine Fleming Nusantara (sekuritas). Adapun di sektor perdagangan ada 9 perusahaan, misalnya Metro Department Store dan jaringan ritel farmasi Apotek Guardian. Di sektor telekomunikasi, Rajawali pernah memiliki Excelcomindo Pratama, yang dioperasikan sejak 1996 (dan kemudian dijual ke Telekom Malaysia).
Bisnis Peter yang tak kalah penting sebenarnya juga ada di luar lima sektor tadi. Antara lain, ia merambah industri kimia yang memproduksi polyester chip dan PET film dengan mendirikan PT Rajawali Polindo. Ia juga memasuki industri rokok dengan mendirikan PT Bentoel.
Rajawali ikut pula membangun Plaza Indonesia bersama Bimantara, Ometraco dan Grup Sinar Mas. Bahkan, Peter memiliki andil di PT Gemanusa Perkasa (perdagangan umum), PT Gemawidia Statindo Komputer (distributor komputer), PT Asiana Imi Industries (produsen stuff toys), dan PT Japfa Comfeed Indonesia (sahamnya di sini akhirnya dilepas) .
Berdasarkan catatan PDBI periode 1976-1996 tadi, ada 13 perusahaan yang diakuisisi dan 6 perusahaan didivestasi. Di sisi lain, grup usaha ini memiliki andil (penyertaan saham) di 13 perusahaan. Adapun total anak usaha dan perusahaan terafiliasi yang dimiliki Peter mencapai 49 perusahaan. Sebagai holding company di lingkungan Grup Rajawali, selain PT Rajawali Corporation adalah PT Danaswara Utama.
Toh, perjalanan bisnis Peter tak selalu berbuah manis. Seperti konglomerat yang lain, krismon tahun 1997-1998 ikut memukul bisnisnya. Alhasil, ia menanggung utang yang luar biasa besar kepada BPPN sebesar Rp 2,1 triliun yang berasal dari 17 anak perusahaannya. Tak jelas dari mana Peter kemudian bisa membayar utangnya. Kabar yang kemudian dilansir media, pada 2000 semua utang tersebut dinyatakan lunas.
Yang pasti, Peter kemudian diketahui sudah melepaskan kepemilikan sahamnya di Apotek Guardian, RCTI, dan Lombok Tourism. Adapun bank miliknya, Bank Pos, dibekukan akibat kesulitan likuiditas diterjang krismon.

Ternyata Peter masih mampu melewati krismon di kala beberapa konglomerat lainnya ada yang gulung tikar. Setelah restrukturisasi grup usahanya, aksi menonjol yang pertama kali dilakukan adalah mendirikan NetToCyber Indonesia  bergerak di bidang jasa Broadband Internet, Virtual Private Network, Internet Data Centre, dan Network Integration  pada 2001. Sayangnya, kiprah perusahaan ini tak begitu terdengar. Setelah itu, kabar mengenai kiprah bisnis Peter mendadak sepi.
Tinggalkan gelanggangkah Peter? Ternyata tidak. Dalam sepinya, tampaknya Sang Rajawali mempersiapkan langkah kebangkitannya. Memasuki tahun 2005, Peter membuat kejutan. Aksi korporat yang atraktif adalah ketika ia menjual 27,3% sahamnya di Excelcomindo yang sebenarnya termasuk salah satu bintang industri telekomunikasi nasional  kepada Telekom Malaysia Group pada 2005. Nilai saham tadi setara dengan US$ 314 juta.
Langkah divestasi ini berlanjut pada 2007 ketika Rajawali melepaskan 15,97% sahamnya di Excelcomindo senilai US$ 438 juta kepada Etisalat (perusahaan telekomunikasi Uni Emirat Arab). Dana dari penjualan saham ini kemudian digunakan untuk membeli 24,9% saham PT Semen Gresik senilai US$ 337 juta dari Cemex (Cementos Mexicanos) pada 2006.
Kepakan sayap Rajawali terus berlanjut, dengan memasuki industri perkebunan dan pertambangan. Pada 2006, Rajawali terjun ke bisnis perkebunan sawit yang beroperasi di Kalimantan Timur dan Sumatera yang dalam sub-holding PT Jaya Mandiri Sukses Group. Sementara itu, industri pertambangan di Kalimantan dirambah grup usaha ini tahun 2007 melalui PT International Prima Coal. Lalu tahun 2008, melalui PT Tandan Sawita Papua, Rajawali membuka perkebunan kelapa sawit seluas 26.300 hektare di Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom.
Aksi korporatnya yang lebih menghebohkan lagi ketika pada pertengahan 2009, Peter telah melepaskan 56,96% sahamnya di Bentoel senilai Rp 3,35 triliun kepada British American Tobacco (BAT). “Rajawali sebagai investment company ingin memfokuskan perhatian pada bidang properti, pertambangan, dan perkebunan,” kata Darjoto Setyawan, Direktur Pengelola Pengembangan Bisnis Grup Rajawali, dalam siaran persnya, waktu itu (17/6/2009). Dengan ketiga pilar bisnis inilah tampaknya Rajawali ingin menjadi global player yang disegani.
Pernyataan itu memang dibuktikan dengan agresifnya Grup Rajawali memperluas jaringan hotelnya di kawasan Indonesia seperti jaringan hotel bintang lima Sheraton di Bali, Lampung, Bandung dan Lombok, serta di Kuala Lumpur dan Langkawi. Masih ditambah dengan pengembangan Hotel Saint Regis (Bali) dan Novotel (Lombok).
Bisnis pertambangan pun makin diseriusi Rajawali. Pada 2009, Rajawali mengakuisisi 37% saham Archipelago Resources (yang mengelola tambang emas) seharga US$ 60 juta. Kemudian, Rajawali membentuk perusahaan patungan dengan PT Bukit Asam di Kal-Tim.

Walaupun mengaku ingin fokus pada tiga sektor, kelompok usaha ini sempat diberitakan mengincar saham PT Garuda Indonesia. Akhirnya memang batal dan Rajawali memilih join dengan Pemerintah Kamboja mendirikan national airlines sebagai flag carrier di negara itu.Ya, dengan segudang dana tunai hasil penjualan sahamnya di perusahaan-perusahaan bonafide itu, Peter memang bisa lebih leluasa kembali mengepakkan sayap bisnisnya. Terutama guna memantapkan ambisinya menguasai tiga bidang andalan baru itu.
Di mata Philip Purnama, Direktur Spinnaker Capital, Grup Rajawali dinilainya sebagai kelompok usaha yang smart dan oportunistis. Mereka sangat jeli melihat peluang bisnis dan sangat ahli dalam hal akuisisi aset-aset industri yang potensial, ujarnya. Bahkan, Philip berani menilai, komandan grup usaha ini, Peter Sondakh, lebih baik dari Warren Buffett. Seakan semua yang disentuhnya berubah jadi emas, seperti Raja Midas.
Peter merupakan seorang pengusaha sukses yang berasal dari kota Malang. Sepak terjangnya di dunia bisnis telah mengalami berbagai peningkatan yang fantastis. Pengusaha ini memiliki banyak sekali kemampuan dan pengalaman di bidang bisnis. Jika anda tertarik untuk mempelajari usaha di bidang bisnis anda dapat belajar dari Peter. Peter merupakan pemilik dari perusahaan Bentoel dan juga Rajawali Grup. Pada tahun 2008, Peter terpilih menjadi orang terkaya nomer enam di Indonesia. Hal ini dikarenakan perusahaan kelapa sawit yang berada di bawah naungan dari Rajawali Grup mengalami peningkatan saham yang cukup fantastis. Selain itu, Peter juga salah satu penggemar dari permainan sepak bola. Karena kecintaannya pada sepak bola, maka melalui grup Bentoel, Peter juga mendanai seluruh kegiatan yang dikerjakan oleh AREMA. Selain itu melalui Perusahaan Semen Bosowa juga mensponsori beberapa klub sepak bola seperti Persipura dan PSM. Selain memiliki banyak perusahaan di dalam negri, Peter juga memiliki beberapa perusahaan property di luar negri. Perusahaan yang dimiliki Peter mencakup dalam dan luar negeri sangatlah banyak. Walau sempat tinggal di negara Amerika Serikat dalam jangka waktu yang cukup lama, Peter tetap mengurusi semua jenis bisnisnya di Indonesia. Dengan tekad dan kemauan yang keras dan didukung oleh keahlian di bidang bisnis maka bisnis yang dirintis oleh Peter selalu mengalami kemajuan.

Tidak sedikit orang yang dapat meraih kesuksesan di bidang bisnis. Dengan memulai bisnis dari nol, anda pun akan berkesempatan untuk menjadi seorang pengusaha yang sukses. Langkah awal dari seorang pengusaha bisnis yang sukses adalah ketekunan dan kerja keras. Peter melihat segala macam bisnis sebagai jenis peluang yang harus dipertimbangkan. Oleh karena itu beliau tidak henti-hentinya untuk menyusun strategi demi mendapatkan peluang bisnis dengan prospek masa depan yang cerah. Saat ini Peter berdomisili di Jakarta dan berkonsentrasi dalam menjalankan segala jenis bisnis yang ia jalankan. Dengan modal ketekunan dan kerja keras, pengusaha ini dapat meraih gelar orang terkaya ke enam di Indonesia dengan total kekayaan sebesar 1,05 miliar dolar AS

1 komentar:

  1. SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<






    SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<

    BalasHapus